Maluku Utara merupakan salah satu wilayah yang dikenal dengan keindahan alamnya. Keindahan pemandangan dan biota lautnya menjadi salah satu daya tarik yang ada dan digemari oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Di wilayah ini, ada satu pulau yang bernama pulau obi. Pulau ini barangkali tidak terlalu dikenal di balik nama besar dan popularitas Maluku di dunia pariwisata. Ini karena daya tarik dari satu pulau ini memang bukan lagi di ranah pariwisata. Walau keindahan alamnya juga pantas dikagumi, ada hal menarik lainnya dari Pulau Obi yang bahkan sudah memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional.
Pulau Obi menjadi menarik karena kekayaan nikel yang ada di wilayah ini. Pulau Obi memang menjadi salah satu lokasi utama di Indonesia dengan kandungan nikel yang sangat tinggi. Dari data yang dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia ternyata menyimpan kekayaan mineral berupa nikel yang sangat besar. Kandungan nikelnya mencapai 72 juta ton, dan Pulau Obi adalah salah satu lokasi pusat dari kandungan nikel tersebut. Tidak heran bila pulau ini menjadi dikenal sejak adanya tambang nikel dan pengolahan nikel di pulau tersebut. Komoditas nikel sendiri menjadi cukup tinggi di tengah gencarnya pengembangan dan produksi mobil listrik.
Mobil listrik yang lebih ramah lingkungan memang menjadi opsi yang banyak diberdayakan sekarang ini. Mobil ini perlu kehadiran dari baterai sebagai bagian yang bertanggung jawab dalam menyimpan energi listrik karena mobilnya tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil seperti BBM. Sedangkan, nikel merupakan bahan utama dalam produksi baterai itu sehingga Pulau Obi pun mendapatkan dampak positif dari trend mobil listrik yang ada. Harita Nickel menjadi perusahaan utama yang bergerak di bidang penambangan dan pengolahan nikel di Pulau Obi ini.
Pulau Obi ini tidak bisa dibilang sebagai pulau dengan tingkat perekonomian yang bagus. Tingkat perekonomian masyarakat lokal di Pulau Obi dan bahkan di Maluku Utara memang berada di tingkat menengah dan bahkan ada juga dengan tingkat perekonomian dan pendidikan yang terbilang cukup rendah. Namun, situasinya mulai berubah dengan perkembangan tambang dan pengolahan nikel dari Harita Nickel. Perusahaan ini mengolah jenis nikel limonite yang justru dianggap tidak terlalu tinggi nilai ekonominya karena kadar atau kandungan nikel yang rendah. Namun dengan teknologi High Pressure Acid Leach atau HPAL yang digunakan, nikel limonite mampu diolah dan menghasilkan produk berupa mixed hydroxide precipitate. Inilah yang menjadi bahan baku utama bahan pembuatan baterai dalam mobil listrik. Kualitas produknya pun bagus sehingga dieksport ke banyak negara hingga Jepang dan China.
Dampak ini memberikan efek positif bagi masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Yufita Tuhuteru dan Risky Apriyanto Gailea yang sudah bekerja di perusahaan tambang tersebut, ada dampak positif yang diberikan bagi perekonomian lokal di Maluku Utara. Penduduk lokal mendapatkan prioritas untuk bekerja dan menjadi tenaga kerja di Harita Nickel beserta anak perusahaannya yang ada di sana. Tak hanya membuka lapangan kerja saja, tapi ada pelatihan, sertifikasi, dan fasilitas lainnya untuk mendukung dan mempersiapkan generasi muda di di sana. Yufita dan Risky yang masih berusia di bawah 30 tahun pun bisa meniti karir yang bagus di sana dan masih banyak pemuda lainnya dengan kondisi serupa. Ditambah lagi, pengolahan limbah di perusahaan tambang ini sangat bagus. Emisi karbon dioksida dari proses HPAL ini tidak terlalu tinggi sehingga aman bagi lingkungan. Limbah padat yang dihasilkan pun masih aman bagi lingkungan sehingga justru aman dan mampu digunakan untuk menutup lubang bekas tambang yang ada. Yufita dan Risky pun berhubungan langsung dengan pengelolaan limbah dan perawatan lingkungan sehingga mereka pun tahu dengan dampak positif yang ada di pulau obi.